Kamis, 18 Juni 2009

Mendambakan kehadiran sekolah SLTA dan Pesantren di Peniron

Pertama-tama saya sampaikan hormat yang setinggi-tingginya kepada para perndiri SMP PGRI peniron, yang kini telah menjadi kenangan. Kenangan yang sulit di lupakan karena saya salah satu lulusan dari sekolah itu, dan hormat kepada para guru-guru yang telah mengabdikan dirinya dalam dunia pendidikan yang di berikan kepada masyarakat sekitar tanpa pamrih. Karena waktu itu beliau-beliau tidak memperdulikan besarnya honor yang diberikan yang tidak seberapa besarnya, tapi semangat mengajar yang diberikan begitu luar biasa. semoga amal-amal kebaikan beliau2 di terima Alloh SWT.

Mengapa saya awali tulisan ini dengan menyinggung sekilas tentang sekolah PGRI peniron, karena menurut hemat saya, sekarang dengan berdirinya sekolah SMPN Pejagoan di desa peniron adalah secara tidak langsung karena faktor sekolah PGRI Peniron di respon dengan baik oleh masyarakat sekitarnya. Alhasil pihak pemerintah menjadi tertarik untuk mendirikan sekolah negerinya di desa ini. Berbekal dari pengalaman ini, mungkinkah untuk terwujudnya sekolah SLTA berdiri di desa Peniron haruskah didirikan dulu sekolah SLTA PGRI ?. Saya memimpikan bahwa desa peniron adalah tempat yang strategis untuk tumbuh kembangnya dunia pendidikan. Seandainya di Peniron berdiri sekolah SLTA, saya berkeyakinan tidak akan kekurangan siswa. Akan seperti sekolah SMPN yang sekarang ini telah kebanjiran siswa.

Kalau melihat kondisi geografis desa peniron, adalah tempat yang stategis untuk menjadi penengah antara perkotaan dan daerah pelosok pedesaan.Kemungkinan siswa2 yang akan datang adalah dari Jemur, Kebagoran, Perigi, Pengaringan, Watulawang, Condong, Seling, Kedungwaru, Kebakalan, Logandu, dan Peniron sendiri. Dengan asumsi tiap satu desa rata-rata 8 siswa saja, berarti satu angkatan sudah 80 siswa, dan cukup untuk di jadikan dua kelas. waaahhhh... saya membayangkan betapa akan sangat ramainya peniron nantinya. Dengan meningkatnya keramaian biasanya akan di ikuti dengan peningkatan taraf perekonomian masyarakat sekitar. Tentunya bagi masyarakat adalah bisa menyekolahkan anak-anaknya dengan biaya yang jauh lebih murah. Sudah kebayang pasti masyarakat tidak akan ragu ragu untuk melanjutkan sekolah anak-anaknya. Tidak seperti sekarang kebanyakan hanya mampu menyekolahkan anaknya hingga S2 ( SD dan SMP ), selanjutnya terserah anda.

Dan satu hal lagi adalah, kita tahu bahwa banyak masyarakat Peniron yang mempunyai latar belakang pendidikan di Pesantren.Menurut saya sangat memungkinkan untuk didirikannya pesantren di desa ini. Para lulusan pondok di harapkan bisa menerapkan ilmunya di masyarakat. Memang saat ini sudah ada Madrasah Ibtidaiyah, tapi menurut saya akan lebih baik untuk di tingkatkan lagi jenjangnya sehingga Peniron benar-benar akan menjadi sebuah desa Pelajar yang religius.

Mudah-mudahan mimpi ini akan menjadi kenyataan, mudah2 an salah satu pejabat Kab. Kebumen membaca blog saya, mudah2 an Alloh mendengar doa ini. Apa perlu ya kita ramai-ramai datang ke kantor bupati..., biar terwujud mimpi kita ini..