Kamis, 27 Agustus 2009

Aneh bin ajaib, Repotnya pelihara jenggot di Negara Mayoritas Muslim

Indonesia adalah negara besar yang mayoritasnya adalah muslim. Ketika teror bom melanda dunia dan Indonesia, di sini adalah salah salah satu tempat yang paling subur berkembangnya teroris. Karena sudah banyak korban telah berjatuhan oleh ledakan bom yang di lakukan oleh orang2 yang salah tafsir barangkali dengan istilah jihad. Kebetulan katanya para pelaku teror bom adalah orang2 yang memakai jubah dan berjenggot. Karena media massa telah menggembar gemborkan pemberitaan mengenai teroris dan menayangkan gambar2 para wajah2 para teroris dan pendukungnya yang notabene kebanyakan jenggotnya panjang atau minimal berjenggot. Masyarakat akhirnya telah di brainwash atau minimal telah terekam di alam bawah sadarnya, bahwa terroris adalah yang pakai gamis dan berjenggot. Padahal kita tahu bahwa masyarakat indonesia sebagaian besar menganut agama islam atau muslim, yang tahu bahwa berjenggot adalah sunnah nabi.
Kenapa saya menulis masalah ini?, kebetulan saya adalah suka pelihara jenggot. Disamping adalah untuk menghidupkan salah satu sunnah rosul dan memang saya suka pokoknya. Tetapi di balik kesukaan saya memelihara jenggot ada sisi gerahnya juga, ketika masyarakat telah menelan mentah2 informasi yang diterima dari tv dan koran2. Sebagai contoh, kebetulan saya bekerja di bidang IT yang biasa datang ke customer2, yang kantornya berada di berbagai tempat. Mulai dari Mall2, Bussiness center, kondominium, dan tempat bisnis2 mewah di jakarta. Ada yang aneh ketika saya memasuki suatu kantor, mall ,apartemen, adalah satpam2 yang begitu sigapnya untuk memeriksa saya, apalagi saya suka menggendong tas untuk membawa peralatan kerja saya. sudah pastilah tas saya di obok2 oleh penjaga keamanan. Tetapi beda perlakuan pada orang2 yang perpenampilan tidak pakai jenggot, kayaknya gak terlalu inten memeriksanya. Saya tidak menyalahkan mereka, karena mereka bekerja sesuai arahan dari atasannya. Tapi di pemikiran saya, berarti atasannya juga sesuai dengan arahan2 atasannya juga. atasannya juga sesuai arahan dari yang paling atas, jadi mugkin yang paling atas curiga denagan penampilan orang2 seperti saya . Jadi benarlah bahwa, Target utama para penegak hukum adalah orang yang bergamis, jubah dan jenggot.
Tapi kalau para penegak hukum bertindak seperti diatas saya tidak mengherankan, karena mereka bekerja sesuai indikasi awal. Lantas saya tidak habis pikir terhadap masyarakat muslim khususnya. Ketika saya bertemu dengan kawan saja sudah dari jauh, waaaaaahhh sudah jadi teroris kamu sekarang yaaa, bukannya tanya kabar bagaimana, sudah punya anak berapa atau tinggal dimana, eee malah sudah memfonis jadi teroris. Bukannya mengucapkan "alhamdulillah temen gue senang memelihara sunnah rosul" atau telah mengidupkan sunnah rosul.
Barangkali menurut mereka itu adalah hal yang sepele, tapi kalau di renungkan lebih dalam, kalau kita mencinta rosul kita, Muhammad SAW ini adalah hal yang luar biasa celakanya. Karena sama saja mentertawakan Nabi alloh Muhammad SAW, karena jenggot adalah sunnah rosul

Senin, 10 Agustus 2009

Nonton Ebeg karo cepet...






Wahhh..., udah lama gak nonton ebeg karo cepet ( Dangsak ), rasanya kangen banget. Tontonan kelangenan dari dulu yang selalu jadi primadona di kampung. Kalo lagi pulang kampung gak pernah ngedapetin pas lagi pentas. Lumayan juga dah ada 5 tahunan gak nonton.
Rasa kangen tersebut hilang seketika, setelah mampir di rumah teman yang punya rekaman ebeg sama Dangsak. Lansung saya pinjam untuk di copy dan setengah hari saya puter dan dinyalakan keras - keras, tanpa menghiraukan tetangga sekitar. Pokoke sing penting seneng....., kebetulan hasil rekaman yang diperoleh adalah waktu di tanggap di rumah orang tua saya.

Kamis, 06 Agustus 2009

Paguyuban Keluarga Wangsa Wijaya

Pada tanggal 19 Agustus 2009, tepatnya hari Minggu, kami dari Paguyuban Keluarga Wangsa Wijaya, mengadakan silaturahmi yang di adakan di rumah saya, Jl baret Biru 3 Kalisari, Pasar Rebo Jaktim. Pertemuan rutin yang di adakan setiap empat bulan sekali, yang bertujuan untuk memperat rasa pesaudaraan dan mengenalkan kepada anak anak supaya jangan sampai putus dalam persaudaraan, atau dalam bahasa orang tua dulu adalah putus obornya.
Dalam pertemuan tersebut, disamping sebagai temu kangen diantara saudara, di selingi juga dengan arisan.Disini arisan hanya sebagai selingan bukan sebagai tujuan utama.Tujuan utama adalah untuk saling bersilaturahmi. Karena kalau tidak di adakan acara seperti ini, sangat susah untuk bertemu tiap masing masing keluarga. Ada kalanya antar saudara kandung saja, biasa tahunan gak ketemu tatap muka, meskipun keberadaannya tidak terlalu jauh, karena kesibukan masing masing.
Wangsa Wijaya adalah nama dari kakek buyut kami yang terlahir di desa Pengaringan, Kabupaten Kebumen. Yang telah mempunyai keturunan menyebar lumayan banyak di beberapa wilayah, antaranya Ciamis,Cilacap dan Lampung dan di kebumen sendiri tentunya.
Semoga pertemuan ini bermanfaat bagi anak cucu kita, sebagai sarana tali silaturahim diantara sesama. Syukur - syukur pertemuan ini bisa menjadi sarana memunculkan ide ide yang bermanfaat dunia dan akhirat bagi silsilah wangsa wijaya.